Pagi itu..
Ketika sang surya mulai memancarkan cahayanya menyapa para makhluk yang ada di bumi dengan kehangatannya. Saya berdiri di tengah-tengah lapangan dengan perut keroncongan setengah mampus. Ini saya bukan mau ngelamar jadi satpamnya bendera, tapi emang ini lagi apel. Karena cacing di perut ini sudah pada demo mintak makan, akhirnya saya segera apsen dan lekas berjalan menuju ke IC. Tapi ternyata para cacing harus belajar sabar, saya diminta teman saya untuk mengantarkannya dahulu membeli baterei. Setelah itu, saya bersama teman saya segera menuju ke IC dan mencari tempat duduk di depan.
Sambil memenuhi panggilan para cacing, saya mulai melakukan ritual makan dengan khusyu' melahap para nasi tanpa ampun. Kemudian acara dimulai dan saya menikmatinya sambil motret-motret bergaya sok fotografel handal bersama teman saya.
Serasa ada petir di siang bolong, baru saja saya menggoda teman saya karena yang tampiil didepan adalah orang yang dia fans, ternyata selisih beberapa anak saja darinya saya dibuat kaget setengah idup denggan sesosok yang ngikut berdiri disana.[ini jelas bukan hantu]
Rasanya jantung ini hampir lompat dari tempatnya.[lebay.!] Dengan tampang bego', mata mendelik sambil mulut menganga lebar, saya hanya memandangnya tanpa berkedip untuk beberapa saat. Buset.!rasanya nggak percaya kalo yang bakalan maju adalah dia.
Sadar dengan ekspresi dan tampang yang memalukan, saya segera memalingkan muka dan bergaya sok stay cool kayak nggak ada apa apa, padahal didalamnya ketar-ketir nggak karuan.
Kemudian, teman-temannya mulai membaca dziba' dan menyanyikannya. Nah, ternyata tiba saat gilirannya juga. Dengan perasaan deg-deg-an sambil menahan nafas, saya berusaha memasang kuping lebar-lebar karena ingin sekali mendengar suaranya. Maklumlah..selama ini sekalipun saya belum pernah mendengar suaranya sedikitpun padahal kita suda satu sekolah bertaun-taun. Dan akhirnya ketika dia mulai melantunkan sebuah nada, ternyata..
WIH.![kaget]
Bener-bener ndak seperti kelihatannya. Bagus banget itu suaranya. Bahkan peterpan aja kalah tuh.hoho
Saya bener-bener seneng bisa mendengar suaranya pada waktu itu, sampek rasanya nggak pengen berhenti tersenyum [uda kayak orang sarap] dan ingin waktu berhenti saja pada saat itu. Hingga tiba-tiba teman disebelah bertanya "kamu nggak popo ta sull.?kok tampangmu aneh, wes kayak orang gila.?". sialan ini anak.! tapi biarlah, yang penting saya senang.
Tapi emang kesenangan itu nggak bisa bertahan lama ketika saya menyadari bahwa jarak beberapa meter darinya duduk seorang anak yang juga sedang memandanginya sambil tersenyum. Dia, cewek yang selama ini telah disukai olehnya yang juga menyukainya.
JLEBB.!!rasanya ada panah yang menusuk hati saya tepat di tempat yang sakit. Senyumku seketika langsung pudar digantikan oleh rasa sakit yang menjalar diseluruh hatiku. Entah kenapa saya ini.?apa yang sedang terjadi kepada saya.?saya tak tau.!yang jelas ini sama sekali nggak nyaman dan SAKIT.! Rasanya ingin membuang rasa tak nyaman itu tapi terus saja melekat. Ada apa ini.?.
Entah barusan ngimpi apa kemaren. saya ndak tau. yang jelas ini mendadak sekali.
padahal juga baru sekali ini bawak kesekolah setelah sekian lama cumak nongkrong diasrama.
apa niat saya emang kurang baik sebelumnya.?tapi emang saya ndak punyak niatan maam-macam.
cumak mungkin agak "nyerempet" aja. [warning.! jangan berpikir yang macam2.]
Di suatu siang yang panas, karena ketidakmampuan tenaga "sang AC" [Angin Cepoi-cepoi] mengalahkan tenaga sengatan hawa panas "sang Surya", para remaja tak berdaya sedang melakukan kewajiban mereka yang sebagian besar karena keinginan orang tua untuk bersekolah dan mendengarkan pelajaran dengan segenap kemampuan mata yang "mendrip-mendrip" dengan presentase sisa watt yang tersedia.
sedangkan saya, dengan polosnya sedang asyik mendengarkan musik bersama partner sebangku saya lewat headset sambil mendengarkan guru yang sedang menjelaskan tentang sakaratul maut. [ini niatnya mau belajar mampus apa gimana.?] walaupun sebenernya juga masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
Tiba tiba semua anak satu kelas berhasil dibuat bertampang KOWAH-KOWOH oleh seorang guru yang tiba-tiba nongol dan mengkomando kita semua untuk berdiri dan merapat ke tembok. [serasa jadi NAPI dadakan]
nah.saya yang sedari tadi keasyikan sendiri ndengerin musik, lantas jadi binggung.kontan ngikut aja berdiri merepet di pojokan.kali aja mau ada pembagian coklat maulidan.
Guru : "yak, anak -anak.siapa saja yang membawa laptop dan flashdisk kumpulkan ke saya sekarang juga" sambil mendata anak -anak yang mengaku membawa laptop.
nah lho.?firasat buruk nih.sepertinya ini...mampus.!razia.!karena langsung sadar dengan apa yang terjadi, dengan sigap mengapit dan membawa "barang bukti" sambil mengendap-endap berusaha ngacir dari kelas.
Entah emang lagi apes ato apa, keberuntungan sama sekali nggak berpihak kepadaku. tiba-tiba terdengar suara "sullilis pak."
sullilis.?=lilis=wih. ane dong.?
"itu pak.sullilis mbawa laptop.maksud saya Nur Kholishotur Rohmah, pak." kata suara itu dengan lantang tanpa rasa bersalah.
kampret.!ngapain nama ane disebut sebut segala.? batinku. Gagal suda rencana belajar ilmunya NAPI.
Dengan sedikit pasang tampang innocent dan sok bego' ditambah senyam-senyum persis kayak orang ayan, kemudian saya bertanya, "ya.?ada apa pak.?saya kenapa.?"
Guru: "itu laptopnya, segera berikan kepada saya"
saya: "laptop saya pak.?ini ndak rusak kok"
guru: "iya. ini mau saya periksa.cepat berikan kepada saya"
Melas, terpaksa dan pasrah dengan segala hal yang akan terjadi pada sang barang bukti dengan kasus pelanggaran UUD Kenarapidanaan, saya menyerahkan laptop+flashdisk yang saya bawa.
Pelajaran penting bagi remaja pembawa laptop zaman sekarang, jangan sekali-sekali membawa laptop atau barang elektronik anda yang lainnya dalam keadaan terlalu banyak hal-hal terlarang didalamnya [eits, ini bukan tentang narkotik] ke sekolah anda. Terutama sekolah yang terlalu banyak peraturan seperti sekolah saya. Alhasil, anda akan merasa ketar-ketir sendiri memikirkan apa yang akan terjadi dengan laptop anda dan tentu saja "hukuman"nya.